technology

business

Memukul serta Menendang, Demi Bertahan Hidup dan Melawan Maut di Danau Toba

Heri Nainggolan, Penumpang selamat KM Sinar Bangun
Foto: Heri Nainggolan, Penumpang selamat KM Sinar Bangun
Segala upaya bisa saja kita lakukan hanya demi bertahan untuk hidup.
Apalagi saat maut hampir menjemput, memukul serta menendang orang yang membutuhkan pertolangan kita mungki saja harus kita lakukan, karena memang hanya satu-satunya cara kita untuk bisa bertahan hidup.

Seperti kisah Heri Nainggolan, korban selamat dari kapal naas Sinar Bangun yang Tenggelam di danau Toba, Senin 19/06/2018 yang lalu.

Sesaat sebelum kapal Sinar Bangun tenggelam, Heri duduk di atas sepeda motor yang diparkirkan di bagian lambung sebelah kiri kapal Bersama Roy Sirait, teman sekampungnya.

Mereka sudah cemas setelah melihat kondisi cuaca buruk yang sangat tidak bersahabat serta ditandai dengan gelombang yang besar.

Sepedamotor itu dijejer di lambung kiri dan kanan kapal, termasuk di dalam kapal di lantai satu. Jumlah sepeda motor yang diangkut kapal naas itu diperkirakan lebih dari 60 unit, sementara penumpang kapal, selain di lantai satu dan lambung kapal, banyak juga yang duduk di lantai dua serta lantai tiga kapal.

Setelah kira-kira 15 menit sejak kapal itu bertolak meninggalkan pelabuhan, mereka sangat cemas karena cuaca tiba-tiba sangat buruk dan tidak bersahabat, disertai dengan gelombang ombak yang sangat besar.

Terdengar suara dentuman tang sangat kuat seakan-akan kapal telah menabrak sesuatu, dan tiba-tiba mesin kapal mati.

Hanya dalam hitungan detik, ombak besar menghantam kapal dari arah lambung kiri yang mengakibatkan kapal oleng ke kanan.

Dengan sangat cepat kapal oleng ke arah kanan, sementara posisi Heri bersama Roy yang berada di sebelah lambung kiri kapal, diuntungkan karena lambung kapal sebelah kiri naik.
Keduanya kemudian  melompat dari kapal dan terjun ke air

Di dalam air, mereka disambut para penumpang lain yang sudah melompat duluan atau mungkin terlempar sebelumnya ke dalam danau.

Beberapa diantara penumpang lain yang memang sudah sangat panik memegang tubuh dan baju mereka. Dengan bersusah payah, keduanya melepaskan diri dari pegangan penumpang yang berusaha mencari pegangan untuk menyelamatkan diri.

Mereka berdua kemudian berhasil melepaskan diri serta naik kembali ke kapal yang posisinya sempat telungkup sebelum tenggelam.

Disaat posisi kapal telungkup, banyak juga penumpang lain yang naik. Heri yang masih berada di air terlebih dahulu membantu temannya Roy agar bisa naik ke kapal. Beberapa penumpang lain yang juga masih berada di air  sempat juga menarik kaki Roy, namun berhasil dilepaskan Heri hingga kemudian berusaha untuk naik.

Kaki Heri yang berusaha naik ke kapal juga berhasil dijangkau penumpang yang masih berada di air, namun dengan sekuat tenaga kakinya dihentakkan, pegangan pun lepas dan ia berhasil naik ke kapal yang sudah telungkup. Namun hanya sebentar, kapal pun tampak akan tenggelam.

Mereka pun akhirnya melompat kembali ke air, karena takut ikut tersedot arus air yang ditimbulkan oleh kapal tenggelam.

Setelah terjun kembali ke air, Heri kehilangan temannya Roy.
Heri kemudian berusaha berenang untuk menyelamatkan diri, beberapa kali dirinya ditarik dan dipeluk oleh penumpang lain yang sudah lemas hingga dirinya juga ikut tertarik tenggelam ke danau.

Untuk melepaskan diri dari tarikan den pelukan penumpang lain yang berusaha menyelamakan diri, ia terpaksa harus memukul dan menendang penumpang lain yang memeganginya hingga beberapa kali ikut tenggelam ke dalam air.

Hingga setelah berenang beberapa menit, kapal fery datang dan melempar pelampung. Dirinya pun selamat bersama dua penumpang lainnya.
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


three columns

cars

grids

health